5 Dampak kenaikan harga BBM bagi rakyat miskin
1. Harga barang semakin
mahal
Kebutuhan akan komoditas BBM sudah menyentuh semua aspek
kehidupan. Tekanan harga pada komoditas BBM akan berpengaruh pada harga barang
atau jasa lainnya.
Kurtubi menilai rencana kenaikan harga BBM menjelang hari
raya Lebaran sebagai ketidakpekaan kebijakan dari pemerintah. Pasalnya, harga
menjelang Lebaran kecenderungannya selalu mengalami kenaikan karena aspek
permintaan yang meningkat.
Jika ditambah dari pengaruh kenaikan BBM maka kenaikan
harga barang semakin gila-gilaan. "Saya tidak setuju kalau dinaikkan saat
ini. Seharusnya kalau mau dinaikkan pada saat tahun lalu atau Maret kemarin
pada saat besaran inflasi sedang rendah," ujarnya.
2. Daya beli masyarakat
menurun
Kenaikan harga BBM yang disertai dengan peningkatan harga
barang berimplikasi pada menurunnya daya beli masyarakat. Ini akan semakin
memberatkan masyarakat kecil di saat momen kenaikan harga BBM berdekatan dengan
hari raya Lebaran dan masa liburan sekolah.
Kurtubi mengatakan kenaikan harga BBM ini juga membuat apa
yang diperjuangkan para buruh mengenai peningkatan UMR menjadi sia-sia. Buruh
merepresentasi kalangan masyarakat kecil.
"Kenaikan UMR kemarin menjadi tak berarti karena uang
lebih yang didapat oleh para buruh nanti akan setara dengan kenaikan harga
barang," tuturnya.
3. Kemiskinan bertambah
Kurtubi menegaskan kenaikan harga BBM bersubsidi akan
berimplikasi pada melonjaknya tingkat kemiskinan. Meski pemerintah berjanji
untuk memberikan kompensasi pada masyarakat kecil namun dampaknya dinilai tidak
akan signifikan.
Kompensasi yang bertujuan sebagai jaring pengaman agar
masyarakat miskin tidak semakin jatuh ke jurang kemiskinan justru berpotensi
dimanfaatkan oleh agenda politik. Pasalnya, dalam waktu dekat Indonesia akan
memasuki masa pemilihan umum (pemilu).
"Orang miskin akan semakin bertambah karena ada
kepentingan politik untuk pencitraan. Kompensasi justru mencederai
demokrasi," jelasnya.
Menko Kesra Agung Laksono menyebutkan jumlah nominal BLSM
yang akan diberikan ke masyarakat miskin per bulan. Besaran kompensasi per
Rumah Tangga Sasaran (RTS) sudah dihitung oleh Kementerian Keuangan.
"Sekitar Rp 150.000 per RTS," katanya.
4. Pengangguran bertambah
Kurtubi menilai kenaikan harga BBM bersubsidi akan membuat
biaya produksi usaha bertambah. Hal ini menimbulkan pengusaha mengurangi beban
usaha salah satunya dengan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
PHK tentunya akan menimbulkan angka pengangguran meningkat.
Apalagi, tambahnya, rencana pembatasan konsumsi BBM yakni sebesar 0,7 liter per
motor per hari dan 3 liter per mobil per hari akan membuat kondisi semakin
parah.
"Semua rencana ini akan membuat gerak ekonomi
terganggu. Pengangguran akan bertambah. Maka dari itu saya tidak setuju,"
ungkapnya.
Menurutnya, jika pemerintah ingin menurunkan beban subsidi
sebaiknya menggunakan cara konversi BBM ke Bahan Bakar Gas (BBG). Pemerintah
sebaiknya konsentrasi pada pengembangan infrastruktur gas yang mana komoditas
ini masih melimpah di bumi Indonesia.
5. Usaha kecil semakin
terpukul
Usaha kecil menjadi sektor yang paling terpukul akibat
dampak kenaikan harga BBM ini. Sektor ini mengalami penambahan beban produksi
terbesar.
Dengan modal secukupnya ditambah beban produksi yang
bertambah diyakini akan membuat sektor usaha kecil gulung tikar. "Usaha
kecil banyak yang gunakan kendaraan untuk kendaraan operasional seperti antar
barang. Itu akan membuat ongkos naik," tegasnya.
Ini menjadi dilema bagi usaha kecil. Pasalnya, jika usaha
kecil berniat membebankan ongkos produksi pada produknya maka akan membuat
volume penjualan menurun.
"Kalaupun akan dibebankan pada masyarakat, pangsa
pasar usaha kecil juga didominasi oleh masyarakat kecil. Jadi intinya tetap
akan kembali dampaknya pada masyarakat bawah," ungkapnya.
Sumber :
http://www.merdeka.com/uang/5-dampak-kenaikan-harga-bbm-bagi-rakyat-miskin/kemiskinan-bertambah.html
comment:
Actually I also do not agree the government raised fuel prices. Increase
in fuel is a lot of negative impact to the community, especially the poor, who
may not be able to meet the needs of everyday life. With the increase in fuel
oil is now adding to the suffering of the people due to rising fuel it needs
and the basic necessities of life also increased. We still remember the demo
working for minimum wage hike yesterday all become meaningless because the more
money earned by the workers will be equal to the price increases will be felt
in vain. Then will a lot of unemployment by comparing the increase in fuel
costs it is in because each company's production to rise, this triggered
layoffs on employees. Besides, a lot of small businesses are forced to close
because of the existing capital and production costs do not purchase another
sesuai.Dampak that the increase in high crime. Therefore the government should
be more pro-small. Better than the government raised fuel considered for
improvement of existing infrastructure in the country is still inadequate
compared to other countries. Maybe it's just my comments about the impact of
the fuel price increase. The people must be patient receives the policy of the
government regarding the increase in fuel oil.