Selasa, 25 Juni 2013

5 Dampak kenaikan harga BBM bagi rakyat miskin

5 Dampak kenaikan harga BBM bagi rakyat miskin

1. Harga barang semakin mahal

Kebutuhan akan komoditas BBM sudah menyentuh semua aspek kehidupan. Tekanan harga pada komoditas BBM akan berpengaruh pada harga barang atau jasa lainnya.
Kurtubi menilai rencana kenaikan harga BBM menjelang hari raya Lebaran sebagai ketidakpekaan kebijakan dari pemerintah. Pasalnya, harga menjelang Lebaran kecenderungannya selalu mengalami kenaikan karena aspek permintaan yang meningkat.
Jika ditambah dari pengaruh kenaikan BBM maka kenaikan harga barang semakin gila-gilaan. "Saya tidak setuju kalau dinaikkan saat ini. Seharusnya kalau mau dinaikkan pada saat tahun lalu atau Maret kemarin pada saat besaran inflasi sedang rendah," ujarnya.

2. Daya beli masyarakat menurun

Kenaikan harga BBM yang disertai dengan peningkatan harga barang berimplikasi pada menurunnya daya beli masyarakat. Ini akan semakin memberatkan masyarakat kecil di saat momen kenaikan harga BBM berdekatan dengan hari raya Lebaran dan masa liburan sekolah.
Kurtubi mengatakan kenaikan harga BBM ini juga membuat apa yang diperjuangkan para buruh mengenai peningkatan UMR menjadi sia-sia. Buruh merepresentasi kalangan masyarakat kecil.
"Kenaikan UMR kemarin menjadi tak berarti karena uang lebih yang didapat oleh para buruh nanti akan setara dengan kenaikan harga barang," tuturnya.

3. Kemiskinan bertambah

Kurtubi menegaskan kenaikan harga BBM bersubsidi akan berimplikasi pada melonjaknya tingkat kemiskinan. Meski pemerintah berjanji untuk memberikan kompensasi pada masyarakat kecil namun dampaknya dinilai tidak akan signifikan.
Kompensasi yang bertujuan sebagai jaring pengaman agar masyarakat miskin tidak semakin jatuh ke jurang kemiskinan justru berpotensi dimanfaatkan oleh agenda politik. Pasalnya, dalam waktu dekat Indonesia akan memasuki masa pemilihan umum (pemilu).
"Orang miskin akan semakin bertambah karena ada kepentingan politik untuk pencitraan. Kompensasi justru mencederai demokrasi," jelasnya.
Menko Kesra Agung Laksono menyebutkan jumlah nominal BLSM yang akan diberikan ke masyarakat miskin per bulan. Besaran kompensasi per Rumah Tangga Sasaran (RTS) sudah dihitung oleh Kementerian Keuangan. "Sekitar Rp 150.000 per RTS," katanya.

4. Pengangguran bertambah

Kurtubi menilai kenaikan harga BBM bersubsidi akan membuat biaya produksi usaha bertambah. Hal ini menimbulkan pengusaha mengurangi beban usaha salah satunya dengan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
PHK tentunya akan menimbulkan angka pengangguran meningkat. Apalagi, tambahnya, rencana pembatasan konsumsi BBM yakni sebesar 0,7 liter per motor per hari dan 3 liter per mobil per hari akan membuat kondisi semakin parah.
"Semua rencana ini akan membuat gerak ekonomi terganggu. Pengangguran akan bertambah. Maka dari itu saya tidak setuju," ungkapnya.
Menurutnya, jika pemerintah ingin menurunkan beban subsidi sebaiknya menggunakan cara konversi BBM ke Bahan Bakar Gas (BBG). Pemerintah sebaiknya konsentrasi pada pengembangan infrastruktur gas yang mana komoditas ini masih melimpah di bumi Indonesia.

5. Usaha kecil semakin terpukul

Usaha kecil menjadi sektor yang paling terpukul akibat dampak kenaikan harga BBM ini. Sektor ini mengalami penambahan beban produksi terbesar.
Dengan modal secukupnya ditambah beban produksi yang bertambah diyakini akan membuat sektor usaha kecil gulung tikar. "Usaha kecil banyak yang gunakan kendaraan untuk kendaraan operasional seperti antar barang. Itu akan membuat ongkos naik," tegasnya.
Ini menjadi dilema bagi usaha kecil. Pasalnya, jika usaha kecil berniat membebankan ongkos produksi pada produknya maka akan membuat volume penjualan menurun.
"Kalaupun akan dibebankan pada masyarakat, pangsa pasar usaha kecil juga didominasi oleh masyarakat kecil. Jadi intinya tetap akan kembali dampaknya pada masyarakat bawah," ungkapnya.
Sumber :

comment:

Actually I also do not agree the government raised fuel prices. Increase in fuel is a lot of negative impact to the community, especially the poor, who may not be able to meet the needs of everyday life. With the increase in fuel oil is now adding to the suffering of the people due to rising fuel it needs and the basic necessities of life also increased. We still remember the demo working for minimum wage hike yesterday all become meaningless because the more money earned by the workers will be equal to the price increases will be felt in vain. Then will a lot of unemployment by comparing the increase in fuel costs it is in because each company's production to rise, this triggered layoffs on employees. Besides, a lot of small businesses are forced to close because of the existing capital and production costs do not purchase another sesuai.Dampak that the increase in high crime. Therefore the government should be more pro-small. Better than the government raised fuel considered for improvement of existing infrastructure in the country is still inadequate compared to other countries. Maybe it's just my comments about the impact of the fuel price increase. The people must be patient receives the policy of the government regarding the increase in fuel oil.